Ketahanan Nasional 3
Ketahanan Nasional 3
A. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional
terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Tiap-tiap aspek, terutama
aspek-aspek dinamis, di dalam tata kehidupan nasional relatif berubah menurut
waktu, ruang dan lingkungan sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang
sangat kompleks dan amat sulit.
Dari pemahaman tentang
hubungan tersebut tentang gambaran bahwa Konsepsi Ketahanan Nasional akan
menyangkut hubungan antara aspek yang mendudung kepribadian yaitu :
1. Aspek
yang berkaitan dengan alam besifat stasti, yang meliputi Aspek Geografi, Aspek
Kependudukan, dan aspek Sumber Kekayaan Alam.
2. Aspek
yang berkaitan dengan sosial bersifat dinamis, yang meliputi Aspek Ideologi,
Aspek Politik, Aspek Sosial Budaya, dan Aspek Pertahanan dan Keamanan.
Ø Pengaruh
Aspek Ideologi
Ideologi adalah suatu
sistem nilai sekaligus kebulatan ajaran yang memberikan motivasi. ldeologi juga
mengandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu
bangsa. Secara teoretis, suatu ideologi bersumber dari stuatu falsafah dan
meruakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri
a. Ideologi
Dunia
v Liberalisme
Aliran pikiran
perseorangan atau individualistik. Aliran pemikiran ini mengajarkan bahwa
negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak semua
individu dalam masyarakat itu (kontrak sosial).
Liberalisme bertitik
tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak ia lahir dan tidak dapat
diganggu gugat oleh siapa pun termasuk penguasa kecuali atas persetujuan yang
bersangkutan. Paham Liberalisme mempunyai dasar-dasar kebabasan dan kepentingan
pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak, yaitu kebebasan
mengejar kebahagiaan hidup di tengah-tengah kekayaan materil yang melimpah dan
dicapai dengan bebas.
v Komunisme
Aliran pikiran golongan
(class theory) yang diajarkan oleh Karl Marx, Engels dan Lenin pada mulanya
merupakan kritik Kark Marx atas kehidupan sosial ekonomi masyarakat pada awal
revolusi industri.
Aliran pemikiran ini
beranggapan bahwa negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas
lain. Golongan ekonomi kuat menindas ekonomi lemah. Golongan borjuis menindas
golongan proletar (kaum buruh). Karena itu Marx menganjurkan agar kaum buruh
mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari golongan kaya
kapitalis dan borjuis agar kaum buruh dapat ganti berkuasa dan mengatur negara.
Ø Ketahanan
pada Aspek Ideologi\
a. Konsepsi
tentang Ketahanan Ideologi
Ketahanan ini mengandung
keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi
segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan dari luar maupun dari dalam
secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan
kehidupan ideologi bangsa dan negara Republik Indonesia.
Pelaksanaan obyektif
adalah pelaksanaan nilai-nilai yang secara surat terkandung dalam ideologi atau
paling tidak secara tersirat dalam UUD 1945 serta secara peraturan
perundang-undangan dibawahnya dan nsegala kegiatan penyelenggaraan negara.
Pelaksanaan subyektif adalah pelaksanaan nilai-nilai tersebut oleh
masing-masing individu dalam kehidupan sehari-hari, sebagai pribadi, anggota
masyarakat, dan warga negara. Pancasila mengandung sipat idealistik, realistik
dan pleksibel, serhingga terbuka terhadap perkembangan yang terjadi.
Pancasila sebagai dasar
negara Republlik Indonesia terhadap dalam alinea 4 pembukaan UUD 1945,
ketetapan MPR RI No. 2 XVIII/MPR/1998. Pancasaila sebagai ideologi nasional
terhadap dalam ketetapan MPR RI no.2 XVIII/MPR/1998. Pancasila sebagai
pandangan hidup dan sumber hukum terhadap ketetapan MPR RI no.2 XX/MPRS/1966 yo
ketetapan MPR RI no.2 IX/MPR/1978.
b. Pembinaan
Ketahanan Ideologi
Upaya memperkuat
ketahanan Ideologi memerlukan langkah pembinaan berikut:
v Pengamalan
Pacasila secara obyektif dan subyektif terus dikembangkan serta ditingkatkan.
v Pancasila
sebagai ideologi terbuka perlu terus direlefansikan dan di aktualisasikan nilai
instrumentalnya agar tetap mampu membimbing dan mengarahkan kehidupan dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, selaras dengan peradaban dunia yang
berubah dengan cepat tanpa kehilangan jati diri bangsa Indonesia.
v Sesanti
Bhineka Tunggal Ika dan konsep wawasan Nusantara yang bersumber dari Pancasila
harus terus di kembangkan dan ditanamkan dalam masyarakat yang majemuk sebagai
upaya untuk selalu menjaga persatuan bangsa dan kesatuan wilayah serta
moralitas yang royal dan bangga terhadap bangsa dan negara. Disamping itu
anggota masyarakat dan pemerintah perlu bersikap wajar terhadap kebhinekaan.
v Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia harus
dihayati dan diamalkan serta nyata oleh setiap penyelenggaraan negara, lembaga
kenegaraan, lembaga kemasyarakatan, serta setiap warga negara Indonesia, agar
kelestarian dak keampuhannnya terjaga dan tujuan nasional serta cita-cita bangsa
Indonesia terwujud, dalam hal ini suri tauladan para pemimpin panyelenggara
negara dan pemimpin tokoh masyarakat merupakan hal yang sangat mendasar.
v Pembangunan,
sebagai pengamalan Pancasila, harus menunjukan keseimbangan antara Fisik
material dcngan mental spiritual untuk menghindari tubuhnya materialisme dan
skuarisme. Dengan memperhatikan kondisi geografi Indonesia, pembangunan harus
adil dan merata di seluruh wilayahuntuk memupuk rasa persatuan bangsa dan
kesatuan wilayah.
v Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada
diri anak didik dengan cara mengintegrasikannya. Ke dalam mata pelajaran lain
seperti pendidikan budi pekerti, pendidikan sejara perjuangan bangsa, bahasa
Indonesia dan kepramukaan. Pendidikan Moral Pancasila juga perlu diberikan
kepada masyarakat luas secara non formal.
B. Keberhasilan yang Diperoleh dari
Ketahanan Nasional
1.
Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang
berupa keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal menyerah yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala
ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun
dari dalam, untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
2.
Sadar dan peduli terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan, sehingga setiap warga
negara Indonesia baik secara individu maupun kelompok dapat mengeliminir
pengaruh tersebut, karena bangsa Indonesia cinta damai akan tetapi Iebih cinta
kemerdekaan. Hal itu tercermin akan adanya kesadaran bela negara dan cinta
tanah air.
Referensi:
Komentar
Posting Komentar